TENTANG INDONESIA

Candi Plaosan kembar



Menjelajah candi-candi di Jogjakarta tidak hanya menuju candi Prambanan (candi Sewu) dan Istana Ratu Boko saja. Puluhan candi terbentang banyak dari Klaten hingga Magelang melewati Propinsi Jogjakarta. Nah salah satu candi yang jarang di kunjungi oleh banyak Petualang adalah Candi Plaosan. Dengan melihat secara langsungpun Para petualang bisa menebak bahwa candi Plaosan merupakan candi yang dibuat ketika Jawa dikuasai oleh Wangsa Sailendra yang menganut Budha. Dilihat dari ciri-ciri candi budha yang mudah dikenali adalah ornamen khas bunga dan candi berbentuk lebih cenderung datar. Petualang dapat menuju Candi Plaosan baik Plaosan Lor (utara) dan Plaosan Kidul (selatan). 
Tiket masuknya pun cukup murah sekitar Rp. 3.000,- (Plaosan Lor), Petualang bisa berjalan di sekitar retuntuhan yang sangat banyak dan fenomenal tersebut menuju candi kembar yang sangat megah dan gagah. Petualang masih bisa melihat stupa dan beberapa Perwara yang berdiri kokoh disebelah timurnya. Ketika Petualang terpaksa datang di siang yang sangat panas, tips: silakan untuk memakai topi karena di komplek candi Plaosan Lor jarang terdapat tanaman sebagai tempat teduh. Hal ini berbeda dengan candi Plaosan Kidul yang banyak tanaman perdu, dikarenakan dekat dengan perkampungan. Untuk tiket di candi Plaosan Kidul memang tidak ada tarif, Petualang silakan untuk memberi sekedarnya sebagai bentuk apresiasi terhadap cagar budaya.
Untuk menuju candi Plaosan tidaklah sulit untuk menemukan, hanya berajarak tempuh sekitar 5 (lima ) menit dari candi Prambanan atau 35 menit ketika Petualang lebih suka dengan berjalan kaki. Dari Jogjakarta silakan menuju sekitar area candi Prambanan (jalan raya jogja solo). Setelah melewati lampu lalu lintas dekat Candi Prambanan silakan untuk lurus sekitar 100 meter menuju perempatan selanjutnya belok kiri lurus sekitar 2 km hingga bertemu dengan perempatan lalu belok kanan sekitar 200 meter, nah sudah terlihat candi Plaosan Lor. Jika dari pintu masuk timur candi Prambanan, Petualang bisa lurus hingga batas akhir komplek candi lalu belok kanan lurus sekitar 3 km akan berjumpa dengan candi Plaosan Lor.
Pemerintah Indonesia secara terbuka telah menjadikan salah satu cagar budaya yang terlindungi, bukan hanya itu saja ternyata ketika jaman Hindia Belanda Komplek candi Plaosan sudah mendapat perhatian yang sangat serius terutama pemugaran di candi Induk Selatan. Dan terus berlanjut kepada Indonesia yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Nah, salah satu hasil penelitian yang sangat menarik adalah ditemukannya parit yang berukuran 440 meter x 270 meter yang mengelilingi komplek candi Plaosan. Serta menemukan ribuan fragmen gerabah dan beberapa keramik asing didalamnya. Kemungkinan fungsi parit yang mengelilingi candi Plaosan tersebut digunakan untuk menurunkan air tanah di komplek candi Plaosan agar tanah menjadi padat.
Dilihat dari reruntuhan yang ada di candi Plaosan, terdapat indikasi bahwa candi Plaosan ketika jaman kejayaannya merupakan candi yang sangat megah dan luas. Baik candi Plaosan Lor dan Kidul dahulunya merupakan satu kesatuan yang sangat megah dan indah. Walau candi Plaosan Lor ini hanya menyisakan 2 (dua) candi kembar dan beberapa Perwara yang masih kokoh berdiri. Ketika Petualang datang ke Candi Plaosan Lor, coba untuk merekontruksi lagi penggambaran candi ketika jaman dulu kala dipuncak kejayaannya, maka akan hadir bangunan yang sangat eksotis besar dan megah dengan sususan sudut candi yang sangat epic dan sejuk.
Candi Plaosan Lor ataupun Plaosan Kidul terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Candi Plaosan didirikan ketika bersemayam Raja Wangsa Sailendra bernama Rakai Pikatan, raja yang sama yang mendirikan candi Borobudur dan Candi Sewu. Candi Plaosan Lor terdiri dari 2 (dua) candi Induk kembar dan mandapa yang dikelilingi oleh 58 (lma puluh delapan) candi perwara dan 194 stupa. Pada beberapa Perwara dijumpai coretan-coretan pendek yang mengambarkan bahwa bangunan Candi Plaosan merupakan sumbangan dari bawahan Raja. Selain itu terdapat Mendapa candi yang saat ini diperkirakan sudah hilang atapnya entah kemana. Mendapa merupakan bangunan terbuka dengan atap yang mengelilinginya. Di Mendapa ini biasanya terdapat arca-arca yang membentuk sebuah Mandala.






0 komentar :

Posting Komentar

Blogger news

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...